Publikasi

1. Fiqar, T.P., Zaini. A., and Muhtadin, Movement Control of Humanoid Robot Using Motion Capture Sensor, “Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya”, Bachelor Thesis, 2013. 
DESKRIPSI : 
Robot NAO Aldebaran ialah humanoid robot yang dikembangkan oleh perusahan Aldebaran Robotics. Robot ini memiliki struktur sendi yang hampir sama dengan manusia. Robot ini dikembangkan dengan 25 degree of freedom (DOF). Selama ini cara pengendalian humanoid robot dengan membuat program untuk setiap gerakan. Cara ini mempersulit pengguna untuk mengendalikan humanoid robot.
Pada penelitian ini, teknologi penangkap gerak dimanfaatkan untuk pengendalian gerakan robot NAO Aldebaran. Kinect sebagai sensor penangkap gerakan operator berfungsi sebagai input dari sistem. Metode yang digunakan sistem ini yaitu normalisasi, gerakan manusia diubah menjadi nilai kuantitatif, kemudian setiap sendi robot disesuaikan terhadap sendi manusia dengan batasan nilai tertentu.
Hasil pengujian dari penelitian ini dengan menggunakan penangkap gerak dimensi tiga, humanoid robot mampu menirukan pergerakan dasar manusia yang dikendalikan oleh gerakan operator. Galat perilaku jalan maju sebesar 8.55%. Galat perilaku jalan mundur sebesar 11.3%. Galat perilaku jalan kekanan sebesar 3.6%. Galat perilaku jalan kekiri sebesar 4.55%. Jarak ideal antar sensor dan operator 200 - 350 meter. Waktu delay gerakan robot sebesar 891.6 milisekon.
Download Artikel : { Hubungi penulis }

2. Rosady, S.D.N., Kusumadewayanti, E., Amanatin, D.R., Nasikhin, R., and Fiqar, T.P.Modifikasi Fotobioreaktor Hemat Energi dengan Light Emitting Diode (LED) untuk Meningkatkan Populasi Chlorella Spp. dalam Upaya Pemenuhan Pakan Alami Larva Ikan Bandeng. “Jurnal Teknologi Pangan REKAPANGAN”, vol.6, no.1, pp. 1-7, 2013. 
DESKRIPSI : 
Eksperimen fotobioreaktor dengan sumber cahaya neon telah dilaporkan dapat meningkatkan efisiensi fotosintesis pada mikrofitoplankton. Hasil eksperimen tersebut menunjukkan bahwa kepadatan kultur mikrofitoplankton dalam fotobioreaktor sejalan dengan meningkatnya intensitas cahaya. Chlorella Vulgaris ditumbuhkan dalam fotobioreaktor dengan media air laut buatan dan walne. Uji coba dilakukan dengan perlakuan variasi intensitas sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya LED 1 X 3 watt, LED 2 X 3 watt. Fotobioreaktor diletakkan dalam box denga jarak 10 cm dari sumber cahaya. Sebagai pembanding digunakan fotobioreaktor dengan sumber cahaya Neon 1 X 8 watt dan Neon 2 X 8 watt. Hasil analisis ANOVA dua faktor menunjukkan bahwa (P > 0,05), artinya tidak terdapat efek interaksi antara sisi dan perbedaan sumber cahaya. Fotobioreaktor sumber cahaya LED dengan daya 1 X 3 watt mampu menghasilkan kepadatan Chlorella Vulgaris sama dengan fotobioreaktor sumber cahaya neon 2 X 8 watt. Hasil tersebut menunjukkan fotobioreaktor sumber cahaya LED dengan daya 3 watt lebih hemat dalam penggunaan energi listrik untuk menghasilkan kepadatan Chlorella Vulgaris. Hal ini memberikan indikasi bahwa fotobioreaktor dengan sumber cahaya LED hemat energi dan mampu meningkatkan kepadatan Chlorella Vulgaris.
Download Artikel : { klik disini }

3. Fadllullah, A., Fiqar, T.P., Nasir, M., and Arifin., A.Z., Segmentasi Cortical Bone Pada Citra Dental Panoramic Radiograph dengan Kombinasi Filter Gaussian dan Modifikasi Watershed Gradient-Barrier, “Jurnal Cybermatika”, vol.3, no.1, 2015. 
DESKRIPSI : 
Osteoporosis merupakan penyakit kelainan tulang yang disebabkan hilangnya sebagian kalsium dalam tulang. Sifatnya yang silent disease membuat penderita kurang menyadari apakah mereka terserang penyakit osteoporosis atau tidak, sehingga perlu adanya tindakan pencegahan sejak dini. Salah satu penelitian yang telah berkembang adalah mendiagnosis osteoporosis berdasarkan lebar segmentasi cortical bone pada citra dental panoramic radiograph. Untuk mengatasi perpendaran cahaya dan ambiguitas konsistensi tepi segmentasi diperlukan beberapa metode pengolahan citra. Penelitian ini mengkombinasikan filter gaussian dengan modifikasi watershed gradient-barrier. Filter gaussian digunakan sebagai tahapan awal segmentasi untuk menghaluskan citra agar kompleksitas watershed berkurang. Kemudian modifikasi watershed gradient-barrier berguna untuk mereduksi region overlapping. Hasil reduksi inilah yang kemudian di-merging hingga mendapatkan bentuk segmentasi cortical bone. Uji coba penelitian dilakukan pada sampel cortical bone pada sisi kiri dan kanan dengan filter gaussian round mask 5 dan threshold gradient-barrier 0,025. Hasil kinerja segmentasi modifikasi watershed gradient-barrier memiliki rata-rata misclassification error (ME) 1,43%, relative foreground area error (RAE) 1,05%, modified Hausdorff distance (MHD) 0,06, dan waktu eksekusi 2,53 detik.
Download Artikel : { klik disini}

4. Fiqar, T. P., and Pradana, A., Multiple Level Data Hiding Medical Image based on Discrete Cosine Transform (DCT) Method Using Multi Scale Image Sharing (MSIS). “JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi”, vol.14, no.1, pp. 29-43, 2016. 
DESKRIPSI : 
Pengiriman data melalui media elektronik semakin pesat. Banyak data yang gunakan transkasi internet adalah data rahasia. Salah satu data rahasia ialah data medis seorang pasien. Pada umumnya data medis pasien tidak hanya terdiri dari satu buah citra saja, melainkan data citra yang jumlahnya lebih dari satu. Sehingga diperlukan suatu mekanisme penyemebunyian (steganografi) data medis pasien yang jumlahnya lebih dari satu kedalam sebuah media pembawa, agar data ini dapat terlindungi dari pihak-pihak yang tidak berkepingan. Pada penelitian ini menerapkan discrete cosine transform dalam steganografi citra. Cover dan pesan rahasia steganografi yang digunakan berupa citra dengan ukuran 512px X 512px. Pada proses penyisipan data rahasia yang jumlahnya banyak diterapkan denagn multi- level menggunakan sekma multi-scale image sharing (MSIS). Dalam proses pengujian digunakan citra cover 24 bit. Pada citra cover 24 bit yang digunakan memiliki format .png. Proses parameter analisis pengujian menggunakan Peak Signal to Noise Ratio, Mean Squared Error, Normalized Cross Correlation, Average Difference, Structural Content, Maximum Difference, Normalized Absolute Error serta dari sisi size. Hasil Peak Signal to Noise Ratio pada penyisipan level 1 dan level 9 bernilai kurang lebih 40 db dan 24 db
Download Artikel : { klik disini

5. Fiqar, T.P., and Ahmad, T., Peningkatan Kapasitas Penyisipan Audio Data Hiding Berbasiskan Modifikasi Metode Least Significant Digit, “Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi - JNTETI”, vol.6, no.3, 2017. 
DESKRIPSI : 
Didukung kemudahan akses internet kebutuhan akan keamanan data berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penggunaan data. Banyak cara memberikan perlindungan data agar terhindar dari pihak yang tidak bertanggung jawab antara lain kriptografi, watermarking dan data hiding. Data hiding merupakan salah satu bentuk keamanan data dengan cara menyembunyikan data rahasia yang disisipkan pada data pembawa. Salah satu metode data hiding ialah Least Significant Digit (LSD), metode penyembunyian ini diawali merubah data rahasia biner menjadi data rahasia desimal dengan segmen tertentu, selanjutnya data rahasia desimal tersebut disisipkan pada media pembawa. Proses metode LSD cendrung relatif sederhana dan lebih mudah diterapkan, namun LSD memiliki kelemahan pada pivoting point sebagai acuan perubahan data yang berakibat terjadi perubahan data asli media pembawa serta memiliki kelemahan pada keterbatasan besarnya kapasitas data yang dapat disisipkan. Metode Global-Section Search (GSS) merupakan metode optimasi yang digunakan untuk mencari suatu nilai optimum antara dua signal. Signal baru yang diperoleh GSS selanjutnya digunakan sebagai pivoting point dan slot area untuk menyisipkan data rahasia oleh kerena itu pada penelitian ini mengusulkan metode baru data hiding menggunakan Least Significant Digit dan Global-Section Search (LSD-GCC) untuk meningkatkan kapasitas penyisipan data rahasia. Ujicoba kinerja metode usulan LSD-GCC dibandingkan metode LSD dengan menggunakan 15 dataset berbagai genre sebagai media pembawa dan 12 data rahasia bervariasi besar kapasitasnya. PSNR digunakan mengetahui kualitas hasil penyembunyian data audio. Hasil penelitian ini menunjukan LSD-GSS telah berhasil meningkatkan kapasitas data rahasia yang dapat disisipkan tanpa merubah data asli media pembawa, serta mampu memperbaiki kualitas hasil penyisipan.
Download Artikel : { klik disini }

6. Fiqar, T.P., and Ahmad, T., Improvement Quality Audio Data Hiding based on NDDI Polynomials, “Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya”, Master Thesis, 2017. 
DESKRIPSI : 
Steganografi adalah sebuah cara mengubah data secara tidak terdeteksi untuk menyisipkan sebuah pesan pada data tersebut. Secara umum, sistem steganografi terdiri dari dua komponen utama yaitu encoder dan decoder. Saat ini penelitian mengenai steganografi telah banyak dilakukan, namun kebanyakan metode yang ada hanya diterapkan berkas citra dan hanya sedikit penelitian yang terkait dengan penyisipan berkas rahasia pada berkas audio. Beberapa metode yang ada juga memiliki kelemahan dimana berkas yang digunakan sebagai media penyisipan tidak dapat dikembalikan seperti semula, serta metode yang ada masih menggunakan berkas tambahan untuk location maps dan juga masalah kapasitas penyisipan yang masih dirasa kurang optimum, sehinga diperlukan suatu metode yang bersifat reversible yang mampu menghilangkan berkas tambahan location maps.
Penelitian ini mengusulkan metode baru penyisipan data yang mengadopsi dari proses pembentukan kurva dari suatu data, hal ini didasarkan karena berkas audio memiliki karakateristik dan bentuk yang dihasilkan dari berkas audio menyerupai dengan kurva pada sekumpulan data. Metode yang diusulkan juga berperan sebagai pivoting point yang digunakan titik acuan penyisipan sebagai pengganti location maps. 
Dalam skenario uji coba, dataset diperoleh dari IRMAS dataset. Ada 5 jenis instrumen musik yang digunakan dan 3 genre musik sebagai media cover dalam penelitian ini yaitu country-folk, klasik, dan pop-rock. Durasi berkas audio yang digunakan pada masing-masing jenis musik selama 3 detik. Format dari berkas pembawa yang digunakan berekstensi .wav, hal ini dipilih karena berkas audio format wav tanpa ada proses kompresi. Berkas yang digunakan sebagai data payload merupakan berkas teks yang diperoleh dari teks generator. Ada beberapa hal yang diuji pada penelitian ini antara lain kapasistas maksimum payload yang disisipkan, pengaruh jenis instrumen, pengaruh genre musik, serta proses reduksi signal. Signal noise to ratio dan perhitungan kapasitas digunakan untuk mengevaluasi hasil penyisispan sesuai dengan metode yang diusulkan. Hasil penelitian yaitu kapasitas maksium diperoleh pada audio 3 sebesar 1262296 bit dengan genre pop-rock, instrumen cello. Kualitas terbaik meningkat 33.8% dari penelitian sebelumnya menggunakan audio genre country-folk dan instrumen human voice.
Download Artikel : { Hubungi penulis  }

No comments:

Post a Comment